Perselingkuhan adalah salah satu ujian paling menyakitkan yang harus dihadapi sebuah pernikahan. Suami dan istri adalah orang yang pertama dan utama, dan mari kita ingat bahwa orang berbuat salah, terkadang terbawa oleh emosi sesaat. ekstasimereka terkadang melarikan diri dengan satu atau lain cara dari masalah kehidupan sehari-hari.

Para pasangan, berdiri di depan altar, saling berjanji untuk saling mencintai, setia, dan integritas pernikahan, dan ketekunan dalam hubungan hingga kematian. Ketika pengkhianatan terjadi, maka juga terjadi pemutusan hubungan sumpah. Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu?

Penting untuk diingat bahwa, terlepas dari segalanya, kita sendiri berkewajiban untuk menghormati sumpah. Gereja mengharuskan kita untuk saling mendukung dan berjuang satu sama lain.

Sumpah diambil di hadapan Mrem Tuhan. Oleh karena itu, dalam situasi seperti itu Gereja tidak memungkinkan untuk memikirkan putusnya pernikahan, tetapi lebih kepada upaya untuk menyelamatkan hubungan. Lembaga-lembaga gereja di banyak negara menyelenggarakan pertemuan khusus bagi pasangan yang membutuhkan, yang mendorong mereka untuk saling menghubungi satu sama lain dalam situasi yang sama. Anak Allah Sepanjang hidupnya ia mengajarkan pengampunan. Pengampunan adalah anugerah yang kita izinkan datang kepada kita pada saat-saat krisis.

Apa yang dikatakan Gereja tentang perselingkuhan?

Menurut ilmu pengetahuan gereja Pengkhianatan adalah dosa besar. Pengkhianatan adalah ujian bagi hubungan kita dan bagi semua iman. Gereja mengajarkan pengampunan, mengajarkan belas kasihan. Pernikahan sebagai salah satu sakramen adalah sebuah tindakan perjanjian antara pasangan, dan Penciptanya adalah Dia sendiri Tuhan. Tuhan di dalam sakramen ini mengharuskan kita untuk menjadi tidak terpisahkan dan permanen.