Dalam percakapan pribadi dengan Tuhanyang tidak diragukan lagi adalah doa, ada berbagai elemen. Sering kali doa ini hanya berupa monolog yang terdiri dari refleksi diri sendiri, di lain waktu doa ini berupa kata-kata "Bapa Kami" yang sudah sangat dikenal. Tidak jarang juga tuntutan dan keinginan tertentu diungkapkan pada kesempatan ini. Seperti apa bentuknya doa agar permintaan itu didengar?

Yang benar adalah bahwa doa ini dapat berbentuk apa saja. Tentu saja, seseorang tidak dapat menggunakan retorika yang memaksa seperti "Tuhan, Engkau harus menolong saya dalam hal ini [...]", tetapi cobalah untuk melihat dari sudut pandang orang yang rendah hati. Dalam hal ini, kadang-kadang cukup untuk memulai dengan kata-kata "Yesus saya percaya kepada-Mu, oh Yesus saya menyerahkan diri saya kepada-Mu, Engkau yang mengurusnya". Doa untuk didengar permintaan haruslah tulus, datang langsung dari hati, menempatkan masalah-masalah yang ada di bawah pemeliharaan ilahi. Mereka yang tidak pandai membentuk kalimat mereka sendiri dalam percakapan dengan Tritunggal Mahakudus harus mencari kata-kata dalam buku doa mereka untuk Santo Rita, yang merupakan santo pelindung dalam masalah-masalah yang sulit dan tanpa harapan. Selain itu, pilihan lain adalah dengan berpaling kepada Santo Sharbel, seorang pertapa, yang melalui perantaraan-Nya banyak penyembuhan dan bantuan ilahi dalam kasus-kasus sulit telah dilakukan.

Di atas segalanya, ketika mengejar sebuah tujuan, seseorang tidak boleh melupakan kekuatan yang dimiliki oleh doa itu sendiri. Permintaan yang diucapkan selama doa hanyalah sebagian dari keseluruhan niat; tidak boleh berdiri sendiri. Perlu diingat bahwa selama doa yang mendalam, kita juga dapat menemukan solusi dan kekuatan dalam diri kita sendiri yang selama ini tidak aktif, tanpa disadari.