Tentang keberadaan historis Tuhan Yesus dan bahwa ia adalah orang biasa yang tidak menonjol dari orang banyak dalam penampilannya telah disebutkan berkali-kali. Hal ini telah dikonfirmasikan oleh para peneliti dan sejarawan, dan dijelaskan secara ekstensif dalam Perjanjian Baru. Yesus juga adalah makhluk ilahi, tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa secara fisik dia hidup seperti manusia lainnya pada waktu itu. Dia membutuhkan makan dan minuman. Ia merasakan sakit fisik. Jadi, Ia juga harus mati seperti manusia lainnya. Harus diakui, kematian-Nya adalah meninggal sebagai martir. Yesus meramalkan nasibnya dan membagikannya pada perjamuan terakhir dengan para rasulnya. Dikhianati oleh Yudas Ia ditangkap, mati syahid dan dibunuh di kayu salib.

Tuhan Yesus Sejak awal kedatangan-Nya ke dunia, Ia ditakdirkan untuk peran tertentu. Ia datang untuk membasuh dosa asal manusia. Melalui kematian-Nya, Yesus membuka jalan bagi kita untuk mendapatkan anugerah-Nya. Ayah. Juga dinubuatkan bahwa Dia akan datang lagi sebelum penghakiman terakhir. Kemartiran Tuhan Yesus, tentu saja, merupakan peristiwa tragis. Oleh karena itu, peristiwa itu tidak boleh dikecam sebagai peristiwa yang mulia, tetapi peristiwa itu perlu bagi kita masing-masing. Tuhan Yesus secara sukarela menyerahkan diri-Nya ke dalam cobaan. Ia memenuhi perannya di bumi ini dan pergi kepada Bapa-Nya, ke tempat yang lebih baik, untuk mengawasi dan menjaga kepentingan kita di sana.