Mengapa Yesus mati di kayu salib? Apakah kematian di kayu salib itu? Apa pentingnya hal itu bagi orang Kristen?
Penyaliban adalah jenis hukuman mati yang digunakan pada zaman kuno oleh Persia, di antara yang lainnya, RomaFenisia dan Kartago, sebagai bentuk eksekusi yang tidak terhormat terhadap budak, pemberontak, dan orang lain yang bukan warga negara penuh. Hukuman mati salib dihapuskan pada tahun 337 Masehi oleh Konstantin Yang Agung. Menariknya, maklumat yang menghapuskan penyaliban itu ditentukan oleh penghormatan terhadap kematian Yesus sendiri Kristus.
Diasumsikan bahwa kematian Kristus di kayu salib dan penderitaan yang luar biasa diperlukan untuk menebus dan menebus keadilan Allah. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar, karena seseorang tidak dapat memandang kematian dan nafsu sebagai sarana pembayaran kewajiban yang pasti. Hanya ada lokasi untuk mempertimbangkan bahwa Tuhan Dengan demikian, Ia membawa ke hadapan-Nya orang-orang yang jauh dari-Nya, yang ditolak dan disingkirkan. Penyaliban karena itu merupakan simbol rekonsiliasi. Membebaskan orang dari belenggu dosa. Kematian Anak Allah sebenarnya adalah rekonsiliasi antara Tuhan dan orang-orang. Ini membuka babak baru dan membuka jalan bagi semua orang untuk datang ke hadapan Tuhan. Menurut Perjanjian Baru Tuhan tidak menyatu dengan dunia tetapi Tuhan dunia ini dengan dirinya sendiri, karena manusialah yang telah menjauhkan dirinya dari Tuhan. Oleh karena itu, peristiwa seperti itu diperlukan dan merupakan semacam simbol pemurnian. Di sini tidak ada pertanyaan tentang penebusan atau pembayaran hutang. Janganlah kita juga tidak lupa bahwa menghukum Yesus sampai mati seperti itu dilakukan oleh orang-orang yang dikaruniai kehendak bebas.