Seperti setiap tahun, pada tanggal 6 Januari kita merayakan Pesta Epifani, yang secara tradisional dikenal sebagai Epifani. Pada saat itu kita mengingat peristiwa yang tak terlupakan ketika raja-raja datang dari Timur kepada Anak untuk menyembah Dia dan mempersembahkan hadiah. Dengan cara ini, nubuat-nubuat mengenai Mesias juga akan digenapi. Di Gereja, liturgi hari ini menyediakan penahbisan kapur dan emas untuk memperingati hadiah yang dipersembahkan oleh para raja. Namun, apa arti mur, kemenyan dan emas?

Mur adalah pereda rasa sakit, tetapi juga digunakan untuk mengurapi tubuh orang mati. Jadi, dari mana datangnya hadiah-hadiah untuk bayi itu Yesus? Gereja menjelaskan bahwa hal ini sudah merupakan pendahuluan dari pengorbanan Kristus dan Gairah-Nya. Kasih Allah kepada manusia menemukan ekspresi terdalamnya dalam hal ini. Namun, tanpa kelahiran, hal ini tidak akan mungkin terjadi.

Kemenyan melambangkan penyembahan Yesus kecil sebagai Tuhan. Kemenyan digunakan di bait suci Yerusalem selama pengorbanan. Itu dimaksudkan untuk melambangkan doa yang dinaikkan kepada Tuhan. Kemenyan juga sangat berharga.

Emas mencirikan martabat yang agung, itulah sebabnya para raja dari Timur memberikan kemuliaan kepada Allah, karena melihat di dalam diri-Nya ada Raja segala raja dan mempersembahkan kepada-Nya hadiah emas yang berharga.

Semua karunia itu menyatukan hakikat Allah, Raja dan manusia. Mereka mengungkapkan mukjizat penampakan Tuhan di antara manusia. Mereka juga sangat berharga, jadi memberikannya adalah suatu sikap yang luar biasa.