Yesus sering mengajar orang-orang melalui perumpamaan. Sebagian besar dari kita akrab dengan perumpamaan tentang anak yang hilang, perumpamaan tentang mutiara atau perumpamaan tentang penabur. Namun demikian, beberapa pertanyaan dapat dan harus ditanyakan sehubungan dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut. Yang pertama adalah: "Apa itu perumpamaan?". Hari ini kami akan mencoba menjawabnya.

Perumpamaan adalah genre sastra yang dimaksudkan untuk menyampaikan kebenaran yang kompleks atau instruksi moral dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Ini dikenal sebagai perumpamaan. Karena citra dan kemampuannya untuk menarik perhatian pada elemen yang khas, maka mudah untuk disampaikan.

Ciri-ciri khas dari perumpamaan ini adalah:

  • keserbagunaan
  • Kurang tertanam dalam waktu dan tempat
  • sedikit pengetahuan tentang protagonis
  • menunjukkan model situasi yang mudah dinilai.

Perumpamaan ini bersifat universal karena, dalam banyak kasus, topikalitasnya tidak berkurang seiring dengan berlalunya waktu. Hal ini dicapai, antara lain, dengan menetapkan tindakan di tempat dan waktu yang tidak diketahui secara pasti. Selain itu, kita biasanya hanya tahu sedikit tentang tokoh utama, yang membuatnya semakin memungkinkan untuk menafsirkan dan mengaitkan karakteristik protagonis secara lebih luas. Mari kita lihat sebuah contoh: "Seorang laki-laki mempunyai dua orang anak laki-laki. Kami tidak tahu siapa merekadi mana dan kapan mereka tinggal. Berkat prosedur ini, kami dapat menemukan tidur Perumpamaan-perumpamaan dari Alkitab dalam kehidupan kita juga, dan untuk belajar dari moral dan tidak membuat kesalahan yang sama seperti karakter yang digambarkan lagi.